Little Talk

Jidan terus main di lapangan untuk kesekian kalinya demi ingin bertemu Leo. Kebetulan, panggung NTS akan dibuat di lapangan basket, jadi ya Jidan beruntung.

Seperti biasa, Jidan bermain namun mata nya selalu saja mencari keberadaan Leo. Ia berencana untuk memberanikan diri dan mau menyapa nya. Tak lama Jidan melihat Leo yang tadinya berjalan sendirian namun tiba-tiba Ningsih datang dan langsung merangkul pundak leo. Sebenarnya rangkulan yang diberikan Ningsih ini hanya rangkulan sebagai sahabat aja yang kayak hai bro gitu. Tapi di mata Jidan berbeda.

Beralih ke Ningsih yang ada di seberang sana, ia membisikan sesuatu ke Leo

“eh ada si anak basket tuh”

“Siape?” Leo yang dibisiki agak bingung kemudian menjawab dengan suara ikut berbisik.

“Halah lo mah”

“Yang kemarin lo ceritain”

“Anying, serem ya dia ngikutin gue terus”

“Kaga si, lo aja lebay”

“Dihhh”

“Udah, bentar lagi gue pergi le siapa tau lo di samper”

Ningsih benar. Setelah ia meninggalkan Leo. Jidan yang terus memperhatikan mereka dari kejauhan, kini mendatangi Leo.

“Eh halo, lo yang minggu lalu hampir sengaja kena bola tapi malah trickshot itu ga sih?

“Eh, halo juga.. iya itu gue. Kok masih inget aja” Leo yang baru saja ingin mencerna kata-kata Ningsih tiba-tiba malah beneran terjadi rada bingung, sebenernya bingung banget, tapi stay cool.

Jidan terkekeh lalu memperkenalkan diri nya “Hehe, gue Jidan ketua basket”

“Iya, gue tau kali”

“Hehe, lo apa ga ada niatan join basket? Eh btw nama lo siapa? Lupa tadi”

“Leo, gue ga ada niatan males”

“Padahal bagus loh, lo main nya... Leo” ada jeda sedikit pada kalimat Jidan.

“Iya gue tau, gue kan mantan ketua basket di smp soalnya” *PD BNGT INI MAH PADAHAL DALEM NYA JEDAG JEDUG EUY

Jidan hanya mengangguk membalasi perkataan Leo, bingung mau jawab apa lagi.

Terdengar suara pelatih dari dekat ruang musik, Leo menolehkan pandangan nya dan langsung berkata pada lawan bicara nya saat ini. “Eh udah ya, gue dipanggil nih”

“Oh ya oke, see you”

ANJAY ANJAY SEE YOU GA TUH —suara hati leo

“Okee” —mulut leo

Lalu Leo meninggalkan Jidan dan berjalan ke ruang musik sambil Jidan yang melihati nya dari belakang.

Jidan membatin “Nice to have a little talk with you”


Hari berikutnya dan masih pembuatan panggung. *ya lah ga mungkin panggung cepat terbuat bro.

Jisung yang tengah bersantai minum teh sisri di dekat lapangan sambil bercengkrama bersama teman nya tiba-tiba dipanggil guru.

“Nak Jidan, ini bisa bantuin ibu angkat properti ke atas panggung nak?”

“Oh ya bisa bu, dimana ya bu properti nya?” Sambil lekas berdiri dan mengoper teh sisri kepada temannya ia berkata.

Kemudian wanita paruh baya itu menunjukan arah yang harus Jidan datangi dan Jidan mengikuti arah nya. Setelah melihat properti yang diberi tau guru nya tadi, ia lalu mengangkat dan membawa nya ke daerah panggung. Baju lengan yang sedari tadi ia lipat mengakibatkan otot-otot lengan Jidan terlihat. Leo yang baru keluar dari ruang latihan untuk mengambil minum tidak sengaja melihat Jidan dan hampir tersedak. Ia membatin “Ganteng banget anjir ternyata, mana otot nya..”

Mungkin kalo Jidan sekali lagi lewat di hadapan nya dengan otot-otot yang membuat nya terlihat begitu sexy, Leo bisa pingsan.